Ketika Hati Harus Memilih
Bel istirahat berbunyi, terlihat para murid sedang antri membeli es untuk
melegakan dahaganya. Banyak juga siswi yang sedang mengibat-ngibatkan kipasnya.
Seorang murid laki-laki, manis, berkulit sawo matang, dan cukup tinggi duduk
melamun di kursi memanjang pinggir lapangan. Bandi namanya, seorang siswa kelas
2 SMA dari SMA Kasih.
“Dooorr” teriak Fandu sambil menepuk pundak Bandi dengan cukup keras
“Ah.. elu,Fan! Ngagetin gue aja”
“Ngapain lu sendirian disini?”
“Nungguin elu, Sob”
“Sorry Sob, tadi ada jam tambahan sebentar. Ke kantin yukh”
“Okey”
Bandi dan Fandu memang sudah
bersahabat sejak masuk SMA, waktu kelas X mereka satu kelas, tapi setelah naik
ke kelas XI mereka terpisah. Tapi itu tidak mengurangi keakraban mereka ataupun
menghancurkan kisah persahabatn mereka.